Penyakit Tuberculosis (TBC) yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis melanda sekitar 1/3 dari total populasi manusia di dunia. Pada
sebagian besar kasus, infeksi bakteri M.tuberculosis
bertahan dalam tubuh penderita sebagai infeksi yang laten dan bersifat resisten
sehingga keberadaan M.tuberculosis
dalam sel imun tidak dapat dideteksi dan dieradikasi melalui respon
imun inang (penderita TBC). Berbagai penelitian telah dikembangkan untuk mengetahui kemampuan M. tuberculosis tersebut, sehingga mampu
bertahan sebagai infeksi yang laten dalam sel-sel imun inang dan dapat terbebas
dari pengawasan sel-sel yang terlibat dalam sistem imun. Diduga
kemampuan tersebut disebabkan karena aktivitas penghambatan yang dilakukan oleh
M. tuberculosis terhadap makrofag
sehingga makrofag yang seharusnya berperan sebagai pertahanan utama dalam
respon imun bawaan tidak mampu melakukan aktivitasnya secara optimal. Hal ini disebabkan oleh kerja IFN-γ yang berperan dalam menstimulus aktivasi dari makrofag
dihambat, sehingga signal tersebut tidak dapat diterima dengan baik oleh
makrofag. Berdasarkan penelitian terdahulu, IFN-γ, sel T CD4, IL-12 dan TNF-α sangat dibutuhkan oleh makrofag
(sel-sel fagositik) dalam mengontrol infeksi M.tuberculosis pada manusia dan mencit.
IFN-γ merupakan senyawa aktivator yang sangat penting bagi
makrofag, berperan menginduksi transkripsi lebih dari 200 gen yang secara
fungsional berkaitan dengan aktivasi ekspresi MHC II, ekspresi molekul
co-stimulator, dan senyawa-senyawa efektor antimikrobia seperti senyawa
monooksida (O-) dan senyawa NO. IFN-γ ditemukan pada daerah yang terinfeksi M. tuberculosis dan di dalam granuloma.
Hasil studi menunjukkan bahwa M.
tuberculosis melemahkan makrofag yang terinfeksi dalam merespon IFN-γ melalui pemblokkan transkripsi gen-gen yang bertanggung
jawab dalam ekspresi reseptor tipe I pada domain Fc dari IgG (CD64) dan aktivator
transkripsi MHC II (CIITA) yang berperan dalam meregulasi ekspresi MHC kelas II.
Diduga kemampuan penghambatan ini disebabkan karena komponen utama penyusun
dinding sel M. tuberculosis yaitu lipoarabinomannan
yang memiliki aktivitas immunomodulator. Selain komponen tersebut, studi
lain juga melaporkan bahwa aktivitas penghambatan disebabkan karena aktivitas
lipoprotein sebesar 19 kDa yang dimiliki M.
tuberculosis. Komponen kompleks penyusun dinding sel M. tuberculosis meliputi lipoprotein dan mikoliarabinogalaktan
peptidoglikan (mAGP) yang diduga sebagai komponen utama yang berperan dalam menghambat
respon makrofag terhadap IFN-γ. Aktivitas lipoprotein 19 kDa dalam menghambat respon makrofag
terhadap TLR2 dan diferensiasi faktor 88 myeloid (Myd88) secara langsung,
sedangkan mAGP menghambat respon makrofag terhadap TLR2, TLR4, dan Myd88
(secara tidak langsung). Sehingga melalui ulasan singkat ini dapat dijelaskan
hubungan penghambatan jalur signal IFN-γ dengan sifat infeksi M.
tuberculosis yang persisten melalui attenuasi (pelemahan) kemampuan murine
makrofag untuk membunuh M. tuberculosis
setelah diaktivasi dengan IFN-γ.
Daftar Pustaka
Allenbach,
C., Zufferey, C., Perez, C., Launois, P., Mueller, C., and Tacchini-Cottier, F.
2006. Macrophages Induce Neutrophil Apoptosis through Membrane TNF, a Process
Amplified by Leishmania major. The
Journal of Immunology 176:6656–6664.
Fortune, S.M., Solache, A., Jaeger, A., Hill, P.J., Belisle,
J.T., Bloom, B.R., Rubin, E.J., Ernst, J.D. Mycobacterium tuberculosis inhibits
macrophage responses to IFN-γ through myeloid differentiation factor
88-dependent and-independent mechanisms. The
Journal of Immunology. 2004 (172)
: 6272-6280.
No comments:
Post a Comment