Mengapa kelainan (bawaan) produksi sperma tidak selalu diikuti oleh kelainan pada ciri kelamin sekunder pria ? Salah satu faktor penyebabnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Sistem
reproduksi jantan/pria terdiri dari 2
buah testes, sistem duktus yang berfungsi untuk menyimpan serta mentransport
sperma ke eksterior, berbagai kelenjar, dan penis. Testes merupakan
organ reproduktif jantan utama yang berfungsi untuk produksi sperma dan hormon. Selama masa perkembangan fetus, testes
beekembang di dalam abdomen, kemudian setelah bulan ke-7 perkembangan intrauterine,
testes bergerak turun ke skrotum (di luar abdomen). Posisi testes terkait dengan pembentukan
sperma (spermatogenesis) secara normal yang terjadi di dalam tubulus seminiferus memerlukan suhu lebih
rendah dibandingkan suhu internal tubuh. Proses pendinginan melalui sirkulasi udara di sekitar skrotum dan mekanisme pertukaran panas dalam pembuluh darah yang menuju ke testes. Sedangkan mekanisme produksi testosteron
secara normal yang dihasilkan oleh sel Leydig (di antara jaringan interstitial
tubulus seminiferus) berlangsung pada
suhu yang bersesuaian dengan suhu internal tubuh, sehingga kedua mekanisme
terjadi di tempat dan dengan kondisi yang berbeda. Oleh sebab itu kegagalan
proses penurunan testes yang menyebabkan abnormalitas spermatogenesis tidak selalu diikuti dengan abnormalitas sekresi
hormon testosterone yang bertanggung jawab terhadap perkembangan ciri kelamin sekunder jantan/pria.
No comments:
Post a Comment