Monday 1 September 2014

Aplikasi Katalase Ultrastabil


          Isolasi dan produksi suatu enzim dalam skala laboratorium telah dilakukan oleh banyak peneliti di dunia. Penggunaan enzim katalase ultrastabil dapat menurunkan biaya proses bleaching dalam industri sekaligus menjadikan proses ini lebih ramah lingkungan.
Sejak tahun 1980-an, industri tekstil, kertas, dan industri lainnya telah mencoba menggantikan penggunaan klorin sebagai disinfektan ataupun pemutih dengan hidrogen peroksida (H2O2). Klorin yang telah digunakan oleh masyarakat industri selama lebih dari seabad ternyata sangat berbahaya, karena menghasilkan zat racun berupa Dioksin yang bersifat menyebabkan kanker (karsinogenik) dan mengacaukan sistem hormon manusia (endocrine disruptor).
Hidrogen peroksida selain digunakan sebagai agen bleaching atau pemutih di industri kertas atau tekstil, juga digunakan untuk melindungi buah dan sayuran segar dari bakteri patogen seperti Salmonella atau E.coli, pasteurisasi produk susu, ataupun digunakan dalam sterilisasi karton pembungkus jus atau susu segar sehingga tak perlu pendinginan.
Hidrogen peroksida bukan merupakan senyawa yang aman bagi manusia. Keberadaan hidrogen peroksida yang merupakan oksidan dapat menyebabkan kondisi dalam sel yang reduktif menjadi oksidatif. Oleh sebab itu penggantian klorin ke hidrogen peroksida hanya mengurangi masalah dan bukan menyelesaikan masalah lingkungan.
Katalase merupakan enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida yang berbahaya dalam tubuh manusia, menjadi air dan oksigen yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia. Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bersifat merusak. Industri telah mulai menggunakan katalase untuk menghilangkan hidrogen peroksida yang tersisa dalam limbah bleaching industri. Tetapi katalase konvensional yang dijual sekarang ini mempunyai banyak keterbatasan. Katalase dari Mammalia seperti manusia, sapi, ataupun mikrobia (jamur), hanya aktif pada suhu antara 37-40 derajat celcius. Hal ini terkait dengan organisme sumber katalase berasal yang hanya mampu bertahan hidup pada rentang suhu tersebut. Oleh sebab itu enzim dari organisme-organisme moderat ini tidak cukup ideal untuk proses pengolahan limbah industri yang biasanya memiliki pH dan temperatur tinggi. Sementara enzim konvensional secara alamiah akan rusak pada kondisi ekstrem tersebut.
Proses bleaching dalam industri selama ini telah menyita biaya yang tidak sedikit untuk meringankan beban lingkungan. Penggantian klorin dengan hidrogen peroksida dalam proses bleaching telah memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan, namun tidak lepas dari munculnya masalah baru. Jika toksin yang dihasilkan oleh produk reaksi pemutihan dengan klorin menjadi kendala dalam pengolahan limbahnya, maka penggunaan hidrogen peroksida mengharuskan alternatif pengolahan sampah hidrogen peroksida yang tersisa dengan enzim katalase komersial yang ada.
Penggunaan katalase komersial yang ada memerlukan ekstra biaya yang cukup besar. Sifat enzim katalase konvensional yang rentan terhadap suhu dan pH ekstrim, membuat industri hanya mempunyai dua pilihan. Pertama, menambahkan enzim katalase secara kontinyu ke dalam bak pengelolaan air buangan untuk menggantikan katalase yang rusak selama proses penguraian limbah hidrogen peroksida. Kedua, menurunkan suhu dan pH air limbah ke kondisi yang dapat ditolerir oleh enzim katalase konvensional. Keduanya memerlukan biaya tinggi, energi besar, dan waktu yang lama untuk pengolahan limbah hingga menjadi air murni dan oksigen.
Penggunaan extremozim katalase merupakan alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Extremozim katalase akan mendegradasi hidrogen peroksida secara aman sekaligus ekonomis. Limbah air tidak memerlukan perlakuan lanjutan. Enzim katalase ekstremofilik ini sangat stabil pada suhu dan pH tinggi, yang sesuai dengan kondisi limbah bleaching hidrogen peroksida.