Tuesday 2 July 2013

Abnormalitas Sistem Reproduksi Jantan/Pria

Mengapa kelainan (bawaan) produksi sperma tidak selalu diikuti oleh kelainan pada ciri kelamin sekunder pria ? Salah satu faktor penyebabnya dapat dijelaskan sebagai berikut.


       Sistem reproduksi jantan/pria terdiri dari  2 buah testes, sistem duktus yang berfungsi untuk menyimpan serta mentransport sperma ke eksterior, berbagai kelenjar, dan penis. Testes merupakan organ reproduktif jantan utama yang berfungsi untuk produksi sperma dan hormon.  Selama masa perkembangan fetus, testes beekembang di dalam abdomen, kemudian setelah bulan ke-7 perkembangan intrauterine, testes bergerak turun ke skrotum (di luar abdomen).  Posisi testes terkait dengan pembentukan sperma (spermatogenesis) secara normal  yang terjadi di dalam  tubulus seminiferus memerlukan suhu lebih rendah dibandingkan suhu internal tubuh. Proses pendinginan melalui sirkulasi udara di sekitar skrotum dan mekanisme pertukaran panas dalam pembuluh darah yang menuju ke testes. Sedangkan mekanisme produksi testosteron secara normal yang dihasilkan oleh sel Leydig (di antara jaringan interstitial tubulus seminiferus)  berlangsung pada suhu yang bersesuaian dengan suhu internal tubuh, sehingga kedua mekanisme terjadi di tempat dan dengan kondisi yang berbeda. Oleh sebab itu kegagalan proses penurunan testes yang menyebabkan abnormalitas spermatogenesis  tidak selalu diikuti dengan abnormalitas sekresi hormon testosterone yang bertanggung jawab terhadap perkembangan ciri kelamin sekunder jantan/pria.